
PSM Makassar harus menelan kekalahan pahit saat menghadapi PSS Sleman dalam lanjutan Liga 1 Indonesia. Kekalahan tersebut memicu reaksi keras dari kapten PSM, Yuran Fernandes, yang menilai kepemimpinan wasit dalam pertandingan itu sangat mengecewakan.
Laga yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, berakhir dengan skor 3-1 untuk kemenangan tuan rumah. PSM sempat unggul terlebih dahulu melalui gol Nermin Haljeta pada menit ke-24. Namun, PSS mampu membalas dengan tiga gol yang dicetak oleh Dominikus Dion (26′), Marcelo Cirino (36′), dan Gustavo Tocantins (60′) .
Seusai pertandingan, Yuran dengan tegas mengkritik kinerja wasit yang menurutnya banyak mengambil keputusan kontroversial dan merugikan timnya.
“Kami datang untuk bertanding secara sportif, tapi apa yang terjadi di lapangan sangat tidak adil. Wasit tidak pantas memimpin pertandingan sebesar ini,” ujar Yuran dengan nada kecewa.
Pemain asal Tanjung Verde itu menambahkan bahwa para pemain sudah berjuang keras di lapangan, namun keputusan-keputusan yang tidak konsisten dari pengadil lapangan membuat mereka frustrasi. Ia menekankan bahwa kualitas wasit menjadi faktor penting demi menjaga marwah kompetisi.
“Kami pemain hanya ingin pertandingan berjalan adil. Jika wasit tidak memiliki kualitas, hasil akhirnya bisa sangat merugikan seperti yang kami alami hari ini,” imbuhnya.
Kekesalan tersebut kemudian diluapkan oleh Yuran Fernandes melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.
Lewat unggahannya ini, Yuran bahkan menyinggung soal Korupsi serta pengelolaan dari sepakbola Indonesia.
“Sepak bola di Indonesia hanya candaan. Makanya level dan korupsinya akan tetap sama,” tulis Yuran.
Sindirannya juga membahas terkait menghasilkan uang. Ia menyebut pemain yang ingin menghasilkan lebih banyak uang baiknya datang ke Indonesia.
Sementara pemain-pemain yang ingin bermain bola dengan serius dan mengembangkan bakatnya, sebaiknya menjauh.
“Jika anda ingin menghasilkan uang, anda bisa datang ke Indonesia. Jika anda ingin bermain sepak bola serius, menjauhlah dari Indonesia,” tuturnya.
Kekalahan ini menjadi pukulan bagi PSM yang berambisi untuk meraih posisi lebih baik di papan klasemen. Sementara itu, kritikan terhadap wasit kembali mencuat di Liga 1, memperlihatkan bahwa masalah kualitas kepemimpinan di lapangan masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi penyelenggara liga.